Minggu, 11 November 2012

profil lengkap pelatih club real madrid c.f

Jose Mourinho, nama pelatih yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi bagi para penggemar sepakbola diseluruh Indonesia. Pelatih Real Madrid ini, memang pelatih yang penuh kontroversial, baik diluar lapangan maupun didalam lapangan, lewat aksi-aksinya yang ekspresif. Namun tidak bisa dipungkiri, Jose Mourinho adalah Pelatih yang bertangan dingin, yang pandai meracik strategi dan taktik, sehingga ia dijuluki The Special One. Banyak gelar yang diraihnya bersama Klub yang ia latih, salah satunya membawa Porto dan Inter Milan meraih Juara Liga Champions sekaligus meraih Treble Winners. Bagi anda yang ingin mengetahui Profil Pelatih, Riawayat Hidup, Perjalanan Karir, Kehidupan Pribadi, dan Biografi lengkap dari Pelatih Real Madrid ini. Berikut Profiles dan Biografi lengkap dari Jose Mourinho.


Profil Dan Biodata Lengkap Jose Mourinho


Informasi Pribadi

Nama lengkap : José Mário dos Santos Mourinho Félix
Tanggal kelahiran : 26 Januari 1963 (umur 48)
Tempat kelahiran : Setúbal, Portugal
Tinggi : 1.75 m (5 ft 9 in)

Informasi klub

Klub saat ini : Real Madrid (pelatih)

Kepelatihan

Tahun Tim
2000 Benfica
2001–2002 Leiria
2002–2004 Porto
2004–2007 Chelsea
2008–2010 Internazionale
2010– Real Madrid


Profil Jose Mourinho


José Mário dos Santos Mourinho Félix, lebih dikenal dengan nama José Mourinho, (dibaca: [ʒuˈzɛ moˈɾiɲu] ; lahir di Setubal, Portugal, 26 Januari 1963; umur 48 tahun) adalah seorang pelatih sepak bola asal Portugal. Ia adalah pelatih Real Madrid sejak 31 Mei 2010.

Terakhir dari 2 Juni 2008 hingga 30 Mei 2010 ia melatih klub raksasa Italia, Inter Milan. Di klub itu Mourinho behasil meraih treble winners. Sebelumnya ia melatih Chelsea (2004-2007), Porto (2002-2004), U.D. Leiria (2001-2002), dan S.L. Benfica (2000-2001). Ia telah dua kali membawa Porto dan Chelsea menjadi juara liga serta mengantarkan gelar Liga Champions dan Piala UEFA bagi Porto. Ia tiga kali dinobatkan sebagai pelatih sepak bola terbaik dunia oleh International Federation of Football History & Statistics (2004, 2005, dan 2010).

Mourinho belajar di universitas di Lisboa dan meraih gelar sarjana dalam bidang ilmu olah raga dengan tesis mengenai metodologi persepak bolaan. Mourinho dengan cepat beralih profesi mulai dari mengajar, melatih tim junior dan menjadi penterjemah untuk Bobby Robson pada Sporting Lisboa, kemudian menjadi asisten pelatih ketika ia mengikuti Robson pindah ke FC Porto dan Barcelona. Di Barcelona, ia menjadi asisten Louis van Gaal, kemudian di tahun 2000 ia kembali ke Lisboa dan menjadi pelatih Benfica.

Mourinho terkenal dengan komentar-komentarnya yang sangat tajam dan kontroversial. Saat tiba di Chelsea pada 2004, ia menyebut dirinya sebagai "sang istimewa" (The Special One). Ditambah dengan penampilannya yang bergaya "bintang film", ia kerap menjadi sasaran di halaman utama berita dan gosip. Profilnya menjadi salah satu penghuni patung lilin di Museum Madame Tussaud di London.

Mou dikenal sebagai pelatih dengan kepribadian yang kuat dan mampu menanamkan mental juara di setiap tim yang ditanganinya. Meski strateginya acapkali dikritik karena memainkan sepak bola negatif, dia adalah jaminan prestasi yang sahih. Tidak jarang dia disebut " pelatih spesialis piala " dengan keberhasilannya merebut empat trofi domestik di empat negara yang berbeda.

Karier Kepelatihan

Porto


Mourinho mengambil alih kursi kepelatihan Porto pada Januari 2002 dari tangan Octavio Machado. Selama dua setengah tahun di klub itu, dia berhasil membawa pulang enam trofi dan sempat merasakan Treble Winners pada tahun 2003. Dia meninggalkan Os Dragoes pada Juni 2004 untuk kemudian pindah ke Chelsea.

Chelsea


Pada tahun pertamanya sebagai manajer di Chelsea (2004-2005), Mourinho berhasil menjadikan Chelsea sebagai juara Liga Utama Inggris setelah masa penantian selama 50 tahun. Pada periode berikutnya, 2005-2006, kembali ia mengantar Chelsea menjadi juara Liga Utama Inggris tanpa kesulitan.

Di tahun ketiga, 2006-2007, Chelsea mengalami banyak cobaan karena cedera serius para pemain utamanya, antara lain kiper utama Petr Cech, kiper kedua Carlo Cudicini, kapten John Terry, serta Joe Cole, yang semuanya memerlukan istirahat panjang. Namun demikian, pada perode 2006-2007 ini, Mourinho tetap berhasil mengantar Chelsea meraih gelar ganda sebagai juara Piala Carling dan Piala FA.

Pada 20 September 2007, Mourinho tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkan jabatannya sebagai pelatih Chelsea melalui "persetujuan bersama" setelah bertemu dengan para petinggi klub. Dengan hengkangnya Jose dari Chelsea, maka Liga Utama Inggris kehilangan "the special one" (julukan bagi Jose Mourinho) yang terkenal dengan komentar-komentarnya yang selalu menjadi sorotan pers dan para pelatih lainnya.

Inter Milan

Usai sembilan bulan tidak melatih, pada 2 Juni 2008, Mourinho resmi diangkat sebagai pelatih Inter Milan menggantikan Roberto Mancini yang dipecat pada 29 Mei 2008 atau 72 jam sebelum penunjukannya. Oleh Massimo Moratti dia ditarget juara Liga Champions UEFA 2009 yang finalnya akan digelar di stadion Olimpico, Roma, Italia 27 Mei 2009.

Mourinho memilih Giuseppe Baresi, seorang mantan pemain Inter era 80-an sebagai asisten pelatih. Dia juga bekerja dengan Rui Faria (pelatih fisik), Silvino Louro (pelatih kiper) dan André Villas Boas (asisten pelatih teknik). Tiga orang terakhir ini juga merupakan staf-stafnya selama melatih Chelsea dan Porto.
Pada 24 Agustus 2008, Mourinho memenangkan trofi pertamanya bagi Inter di Piala Super Italia usai menundukkan AS Roma 6-5 lewat adu penalti setelah berimbang 2-2 selama 120 menit pertandingan normal plus ekstra time.

Tapi ekspektasi Moratti akan gelar Liga Champions pupus sudah saat Inter kalah agregat 0-2 di babak 16 besar dari Manchester United pada 11 Maret 2009.

Musim perdana Mourinho musim 2008-09 di Italia terbilang cukup sukses. Dia sukses mempersembahkan trofi Seri A Italia sekaligus gelar ke-17 bagi Inter. Jose Mourinho melewati musim pertamanya dengan Inter Milan di Italia pada musim 2008-09 dengan sukses kala Inter merebut gelar ke-17 Liga Italia Serie-A. Inter meraih gelar usai AC Milan kalah 1-2 dari Udinese. Atas keberhasilan ini, kontraknya diperpanjang hingga 2012.

Musim 2009-10 bisa dibilang era keemasan Inter dibawah Mourinho. Terlebih, 28 April 2010, timnya sukses menyingkirkan juara bertahan FC Barcelona di semifinal Liga Champions dengan agregat 3-2. Otomatis hasil itu membawa Inter melaju ke final dan akan menantang Bayern Munich pada 22 Mei 2010 di Stadion Santiago Bernabéu. Ini merupakan final pertama La Beneamata sejak 38 tahun terakhir. Prestasi itu membuat nama Mourinho kian berkibar dan menjadi minat tim-tim elit Eropa seperti AC Milan dan Real Madrid untuk menjadikan dirinya sebagai pelatih di musim depan. Selain Liga Champions, Internazionale berpeluang merebut gelar Coppa Italia dan Serie A.

Trofi Coppa Italia merupakan prestasi pertama dari tiga trofi yang diincar pada musim 2009-10, Mourinho dan anak buahnya sukses mengalahkan AS Roma pada tanggal 6 Mei 2010 di Stadion Olimpico. Pada 16 Mei 2010, dia kembali mengantar Inter ke tangga juara Liga Italia sekaligus mencatat scudetto Inter yang ke-18 dan dalam lima musim berturut-turut setelah membekap Siena 1-0 di Artemio Franchi. Di Stadion Santiago Bernabeu pada tanggal 23 Mei 2010, Inter bersama Mourinho mencetak sejarah baru setelah mengalahkan Bayern 2-0 lewat kaki emas Milito pada laga Final Liga Champions. Inter menjadi tim Italia pertama yang meraih Treble Winners.

Real Madrid


Kesuksesan bersama Inter Milan membuat Mourinho ingin pergi dan mencari tantangan lain, tepatnya di Spanyol. Setelah Presiden Real Madrid memecat Manuel Pellegrini pada 27 Mei 2010, Florentino Perez resmi mengangkat pelatih kontroversial Jose Mourinho menjadi pelatih tim yang berkandang di Stadion Santiago Bernabeu itu. Pada 31 Mei 2010, Mourinho diperkenalkan sebagai pelatih baru Real Madrid.

21 April 2011, Mourinho memberikan trofi/piala Copa del Rey kepada Real usai mengalahkan Barcelona 1-0 di partai final. Itu merupakan piala ke-18 untuk klub setelah 18 tahun terakhir (terakhir meraih tahun 1993). Piala itu juga gelar pertama Mourinho di Spanyol. Tidak hanya itu, dia juga merupakan satu-satunya pelatih yang mampu meraih piala domestik di empat negara berbeda (Portugal, Inggris, Italia, dan Spanyol).

Kehidupan Pribadi

Pada tahun 1989, ia menikah dengan Matilde, yang telah dikenalnya sejak masa kanak-kanak. Mereka memiliki dua orang anak: Matilde and José Jr.

Mourinho terikat perjanjian iklan di Eropa dengan Samsung, American Express dan perusahaan-perusahaan lain. Biografi resminya menjadi 'best-seller' di Portugal.

José Mourinho juga berperan dalam banyak kegiatan sosial di dunia, seperti proyek remaja untuk anak-anak Israel dan Palestina dan juga program sejenis di negaranya.
Pada 16 Mei 2007, Mourinho pernah ditahan dengan tuduhan melawan petugas polisi saat petugas polisi akan mengkarantina anjingnya.Pada 23 Maret 2009 Jose Mourinho meraih gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Teknik di Lisbon, Portugal

Mourinho dirumorkan bercerai dengan istrinya, Matiilde "Tami" Mourinho yang telah memberikannya dua anak, Matilde dan Jose Jr dari bahtera rumah tangga yang sudah didayuh selama 20 tahun. Sejumlah media mewartakan bila mantan pelatih Chelsea itu sering berbelanja di Milan sendirian.

Mourinho dinobatkan sebagai pelatih terbaik dunia oleh FIFA pada 10 Januari 2011 pada Gala Ballon d'Or di Zurich, Swiss.

Gelar Yang Diraih

Bersama Porto :

* Portuguese Liga (2): 2003, 2004
* SuperCup Cândido de Oliveira (1): 2003
* Piala Portugal (1): 2003
* Piala UEFA (1): 2003
* Liga Champions UEFA (1): 2004

Bersama Chelsea :


* Premier League (2): 2005; 2006
* Piala FA (1): 2007
* English League Cup (2): 2005; 2007
* Community Shield (1): 2005

Bersama Inter Milan :

* Piala Super Italia (1): 2008
* Liga Italia (2): 2009, 2010
* Coppa Italia (1): 2010
* Liga Champions UEFA (1): 2010

Bersama Real Madrid

Copa del Rey (1) : 2011

Rekor-Rekor Yang Dicetak Mourinho


* Dua kali merasakan Treble Winners, bersama FC Porto (musim 2002-03) dan Inter Milan (musim 2009-10).
* Termasuk jajaran pelatih istimewa dalam sejarah Liga Champions, meraih juara dengan dua klub berbeda, Porto 2004 dan Inter 2010.
* Satu-satunya pelatih yang mampu meraih piala domestik di empat negara yang berbeda (Piala Portugal 2003, Piala FA 2007, Coppa Italia 2010, dan Copa del Rey 2011).
* Terhitung sejak Februari 2002 hingga April 2011, Mourinho memainkan 149 partai kandang di liga dengan tim-tim asuhannya tanpa tersentuh kekalahan satupun. Rekor sembilan tahun itu dimulai sejak Porto kalah 2-3 dari Beira Mar pada 23 Februari 2002.


Demikian sekilas mengenai Profil, Riwayat Hidup, Perjalanan Karier, Kehidupan Pribadi, dan Biografi lengkap dari Jose Mourinho, yang merupakan Pelatih Klub Real Madrid asal Portugal.

asal mula club real madrid c.f

Sebelum 1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola. Olahraga ini diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institución Libre de Enseñanza, dengan mendirikan Football Club Sky tahun 1897, yang bermain setiap Minggu pagi di Moncloa. Klub terpecah menjadi dua di tahun 1900; New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Dua tahun kemudian Club Español de Madrid terpecah lagi, dan menghasikan pembentukan Madrid Football Club pada 6 Maret 1902. Setelah tiga tahun berdiri, Madrid FC memenangkan gelar pertamanya dengan mengalahkan Athletic Bilbo di final Piala Spanyol. Klub ini pula yang menjadi pendiri Asosiasi Sepakbola Spanyol pada 4 Januari 1909. Saat itu klub dipimpin Adolfo Meléndez. Tahun 1920, klub berganti nama menjadi Real Madrid. Adalah Raja Alfonso yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu. Sembilan tahun kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih meraih gelar Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya lagi, dan menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga. Tahun 1945 Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di bawah kepemimpinannya Stadion Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun kembali, setelah rusak pada perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu memperkenalkan strategi memboyong pemain berkelas dunia dari luar negeri. Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah Alfredo di Stéfano. Jadilan Real Madrid klub multinasional pertama di dunia. Tahun 1955, terinspirasi tulisan Gabriel Hanot -- wartawan dan editor L'Equipe mengenai pembentukan Copa Latina, turnamen yang melibatkan klub-klub Prancis, Spanyol, Portugal, dan Italia -- Bernabeu bertemu Bedrignan dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador di Paris, dan membentuk turnamen yang kini bernama Liga Champions. Madrid mendominasi Piala Champions dengan meraih trofi itu tahun 1956 sampai 1960, dan berhak atas trofi original dan hak mengenakan simbol UEFA sebagai penghargaan. Tahun 1966, Madrid memenangkan Piala Champions kali keenam dengan mengalahkan FK Partizan 2-1 di final. Saat itu Madrid telah benar-benar menjadi tim dengan pemain dari berbagai kebangsaan, dan dijuluki Ye-Ye Team. Ye-Ye berasal dari yeah, yeah, yeah, chorus lagu Beatles berjuluk She Loves You, karena sebelum laga empat anggota Real Madrid berpose dengan pakaian Beatles dan wigs di surat kabar Dario Marca. Generasi Ye-ye juga mencapai final Piala Champions 1962 dan 1964, tapi gagal menjuarainya.

Minggu, 28 Oktober 2012

all about real madrid club


Founded: 1902
Address: C/ Concha Espina, 1 Spain
Phone: (+34) 91 398 43 00 -
Email: mensajes@realmadrid.com
Official URL: http://www.realmadrid.com
Chairman: Florentino Pérez
Club Director: Miguel Pardeza
Stadium: Santiago Bernabéu, Madrid
Club History
Who hasn't heard of Real Madrid? This famous Spanish club is one of the most renowed and successful names in world football.
Over the past 100 years, arguably no other club can boast such a glorious history as the Spanish giants, their name being synonymous with glory nights and famous names. Indeed, with 9 European Cups and 30 league titles in their trophy cabinet, Madrid were voted as the best team of the 20th century by FIFA, with plenty more history to speak of, too.

In The Beginning

The formation of the club was convoluted. Football was introduced to the Spanish capital by immigrant professors and students, many from Oxbridge, these mainly English ex-pats forming Football Sky in 1895. A split of the club in 1900 saw New Foot-Ball de Madrid and Español de Madrid formed, with the latter splitting yet again to result in the formation of Sociedad Madrid FC

It was that team, after three further name changes, that took on the mantle of Real Madrid Club de Fútbol. As suited a club of English influence, the team colours were chosen as all-white, following the example of Corinthians FC back home.

Even in the early days of regional league football, Madrid were to gain major honours, winning five early Copa del Rey titles. Then, as the game went national, Madrid picked up their first two league titles in the early 1930s, but had two wait another two decades before success would come their way again.

When it finally did, though, such success was to change the face of the club - and that of the modern game - forever.

Unrivalled Pedigree

With players such as Alfredo Di Stéfano, Ferenc Puskás, Francisco Gento, Hector Rial, Raymond Kopa, and José Santamaria in the team, the 1950s Real Madrid side is regarded as one of the best ever.

The team won domestic honours, with the championship arriving in 1953/54, 1954/55, 1956/57 and 1957/58, but it was in Europe that this side truly made their name.

Indeed, in the first ever European Cup Final, los Merengues defeated Stade de Reims-Champagne 4-3 to lift hte inaugural trophy. Four more finals and four more victories followed in the competition, culminating in what many describe as the best final ever played, Madrid thrashing Eintracht Frankfurt 7-3 at Hampden Park in Scotland in 1960.

The swinging 60's saw el Real lift the Spanish league title on no fewer than eight occasions, while the European Cup belately returned to the Bernabeu following a win over FK Partizan in 1966.

The good times continued into the 1970's with championships arriving in 1972, '75, '76, 78, 79 and then 1980. However, the early 80s proved an unusually lean spell for the Madrid giants, with little silverware to speak of in that time, a victory in the short-lived and much-maligned Copa de la Liga aside.

Back To The Top

Then, however, the club embarked on an incredible run that saw them win the league five years running (1986 to 1990), largely thanks to a world-famous quintet of fantastic talent. The Quinta del Buitre consisted of Emilio Butragueño (el Buitre), Manolo Sanchís, Martín Vazquéz, Míchel and Miguel Pardeza, comprising arguably the most memorable Madrid team since the early 60s.

Into the mid-1990's and Los Merengues saw two league titles and one Copa del Rey arrive, but it was towards the end of the century that the club finally lifted itself back to the very top of the game as they defeated Juventus in the 1998 European Cup Final.

However, that victory was not enough to save then-president Lorenzo Sanz, as he lost the election soon after to construction magnate Florentino Pérez.

In his early years in charge of the club, the new supremo stuck by the tried-and-trusted method of sticking with the old guard who had brought success back to Madrid. Indeed, Luis Figo was his only signing during his first season in charge. That was the summer immediately following their second European Cup win in three seasons, the men in white racking up a victory over Valencia in Paris.

Then, the transfer policy changed. Pérez added Zinedine Zidane to the mix, the classy Frenchman emblematic of a new age of strengthening.

The new president's vision of world superstars combined with homegrown youngsters emerged, the man himself labelling it 'los Zidanes y los Pavónes', after the stylish French midfielder and the promising, cantera-bred defender Francisco Pavón.

It seemed a fitting enough way to close the century as the club was named as the Best Club of the 20th Century by FIFA. Then, perhaps a couple of years late, Madrid showed their old class once again in the Champions League final as Zidane scored an incredible winning goal at Hampden Park against Bayer Leverkusen.

The league title followed a year later, but almost immediately the way the club was being run changed almost overnight. The coach, Vicente del Bosque, was sacked, and no fewer than 16 players were allowed to leave.

All Change

Through the door came David Beckham in a whirlwind of publicity and a clear signal that marketing was - in the eyes of sum - now as important as what was happening on the pitch. Another dreaded lean spell followed and, for many different reasons, the team suffered, enduring three season without winning a trophy.

Several coaches came and went, as did several players, but seemingly nothing could lift the club out of the doldrums. Finally, early in 2006, Pérez resigned as president and left the way open for a new president to take over during the summer.

In July, Ramón Calderón, who had been a member of Pérez's board, won the fans' vote after promising things would be different. Fabio Capello was named as the new coach and Predrag Mijatovic, who scored the winning goal for the club in the '98 European Cup Final, was installed as the new sporting director.

The 2006-07 season was nothing if not eventful, the Merengues starting off in difficult fashion before racing back into life towards the end of the season. Following a head-to-head battle with Barcelona for the title, Sevilla snapping at their heels, Los Merengues lifted the trophy on the final day of the season.

It was a cathartic moment for an organisation in transition, and an achievement worthy of a great club. However, the drama wasn't over: Calderón promptly sacked Capello but left Mijatovic in the director's chair as he sought out Bernd Schuster to lead the club into its title-defending season.

Beckham, too, moved on, joining Ronaldo in a Bernabeu exodus. However, Schuster led Madrid to a second successive title as Barca slumped to a fourth-placed finish.

The following season was a disaster, however. Schuster was axed after admitting his side would be unable to beat Pep Guardiola's brilliant Barcelona in December's Clasico fixture at Camp Nou and Calderón resigned following a voting scandal. Interim coach Juande Ramos went on an impressive winning run, but his side were thrashed 6-2 at home to Barca and ended up without a trophy.

Ramos was replaced by Manuel Pellegrini in the summer as former president Florentino Perez rode triumphantly back into office, boosted by the big-money arrivals of Cristiano Ronaldo and Kaka. But more disappointment followed and Real ended up empty-handed once more.

Perez sacked Pellegrini and brought in Jose Mourinho, who had just won the Champions League at the Santiago Bernabeu with Inter. Mourinho made Madrid more competitive and although they lost 5-0 at Camp Nou and were edged out by their fierce rivals in both La Liga and in the Champions League semi-finals, they did claim one piece of silverware, a first Copa del Rey since 1993 - beating Barca in the final.

Sabtu, 13 Oktober 2012

semua tentang real madrid

Real Madrid Club de Fútbol 
(pengucapan bahasa Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol]), atau biasa dikenal dengan nama Real Madrid saja, adalah sebuah klub sepak bola profesional yang berbasis di kota Madrid, Spanyol. Didirikan pada 6 Maret 1902 dengan nama Madrid Club de Fútbol, tim ini menggunakan gelar Real ("dari kerajaan") setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Real Madrid telah bermain di Divisi Utama Liga Spanyol (Primera División) yang disebut sebagai La Liga sejak awal kompetisi ini dimulai, tahun 1928, dan merupakan klub tersukses di Spanyol berdasarkan jumlah trofi juara yang telah mereka raih.[2] Bersama FC Barcelona dan Athletic Bilbao, klub ini menjadi salah satu klub yang belum pernah terdegradasi ke divisi bawah. Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.

Kostum tradisional Real Madrid adalah putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Stadion kandangnya adalah Stadion Santiago Bernabéu yang berkapasitas 80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas cukup sengit terutama dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico) dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño).

Sejak tahun 2000-an, Real Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain mahal berkelas dunia, sehingga diberikan julukan baru, yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan sebesar 438,6 juta Euro pada tahun 2011.[3][4]